Nature

slide

Technology

Wednesday, May 11, 2016

Perbedaan Agapornis pullaria dengan Agapornis Receicollis

Perbedaan Agapornis pullaria dengan Agapornis Receicollis


Untuk bahan bacaan
Tentang pemahaman Redfaced (agapornis pullaria) dengan Redfaced (agapornis Receicollis), sebenarnya masih banyak yang keliru untuk orang yang belum begitu memahami lovebird banyak yang mengira redface di agapornis pullaria sama dengan agapornis roceicollis tapi sebenarnya diantara kedua jenis burung ini jelas berbeda sekilas mungkin sama ,perlu diketahui sebutan redface di agapornis rocecollis tidak ada melainkann peachface.

Lihat perbedaan pada gambar dibawah ini


                                     

                              Agapornis Roceicollis               Agapornis Pullaria

Antara kedua jenis tersebut adalah sama-sama non kle/Non Eye Ring perbedaanya terlihat 
jelas pada warna merah di muka Redfaced (agapornis pullaria) memiliki warna 
yang memang tidak lebih dari garis mata, selain itu agapornis pullaria sangat langka, dari sekitar 2000+ burung yang  di-show-kan pada acara "( BVA Masters 2012 Agapornis Pullaria, fun and  beautiful bird, dan agapornis )" cuma ada sekitar 4 Agapornis Pullaria.
Agaposnis pullaria belum ada yg mengalami mutasi mungkin masih sangat lama 
sampai burung itu bisa sampai ke indonesia.
Perbedaannya juga terlihat dari ukuran tubuh agapornis pullaria memiliki 
tubuh yg lebih kecil sekitar (panjang 15cm Berat 48 gram)) dibandingkan dengan agapornis Roceicollis sekitar (panjang 15cm Berat 46-63 gram).

mari kita lihat perbedaan antara agapornis Pullaria dengan agapornis roceicollis secara detil:




Dan untuk Redfaced dari Agapornis Roceicoicollis saya rasa itu hanya karena 
salah kaprah dalam penempatan istilah saja, tidak ada 'red faced ' dalam agapornis
Roseicollis, karena nama mereka adalah 'peachfaced', species jelas beda juga. Yang ada adalah 'collor intensive' dimana warna yang ada di burung lebih terang, dan ini didapat 
dari para peternak yang selektif, Kalau di lomba-lomba burung di Lovebird Non klep bakal banyak sekali  burung-burung color intensive ini yang dilombakan,
Hampir sama konsepnya dengan kenari red intensive meskipun kalau di kenari bisa di-doping lewat pewarna ALAMI (menambahkan betacarotein pada asupan makanan dan KIMIA  (mensuntikan bahan kimia ) yang diberikan sebelum masa mabung mereka kalau 
di roseicollis tidak bisa di doping.

Ini contoh pict Red-intensive lutino roseicollis di acara BVA Masters 2012 
(burung ini juara medali emas):




Bila rekan - rekan pernah melihat pict agapornis di :

http://www.pinlovebird.com/thai/agapornis.html

Kalo menurut saya pin lovebird itu memakai istilah sendiri dan tidak standar.
Untuk istilah internasional yang di adopsi mayoritas klub penggemar lovebird dunia (terkecuali ALBS).

Silahkan kesini :

http://www.agapornis.info/

website dari pakar lovebird dunia Mr. Dirk Van den Abeele.
Mengapa "(ALBS America)" berbeda dengan Australia dan eropa, mestinya Eropa 
dan Australia sudah gabung dan memaakai istilah yg sama mulai 7 thn lalu, tetapi ALBS masih ngotot pake istilah mereka sendiri,  "(maklum orang Amrik,dunia pakai liter, amrik pake gallon. dunia pake  meter, amrik pake kaki. dunia pakai celcius, amrik pake fahrenheit, dst-dst.

Pertanyaannya "Apakah indonesia bisa menanamkan standart seperti itu,,,????? dan jawabannya mesti bisa...".

Friday, October 23, 2015

Faktor Gelap/Dark Factor

Faktor Gelap/Dark Factor



Faktor gelap/Dark Factor
Img: Hobi Burung

Faktor gelap/Dark Factor
Faktor gelap/Dark Factor  adalah dimana mutasi yang terjadi bukan disebabkan oleh penambahan pigmen eumelamin (pigmen hitam/gelap) tetapi ini terjadi karna perubahan/melebarnya Zona spons yang menyebabkan perubahan pada sruktur bulu, sehingga warna yang dipantulkan berubah menjadi lebih gelap. 
Perlu di ketahui disini bahwa Dark factor mewarisi  Incomplete  Dominant seperti layaknya Faktor violet, Ini berarti dua hal: 

1. Seekor burung hanya perlu mewarisi mutasi dari satu indukan untuk menunjukkan efek dari mutasi.Seekor burung yang membawa satu salinan mutasi disebut sebagai "satu faktor gelap/single factor (SF)" .
2. Seekor burung yang mewarisi mutasi dari KEDUA indukan, disebut sebagai "dua faktor gelap/double faktor (DF)", dua faktor gelap akan sangat terlihat berbeda dengan burung satu faktor gelap.

Monday, October 19, 2015

faktor violet

FAKTOR VIOLET

Cukup banyak para penangkar yang tertarik dan ingin mengetahui morphologi warna violet. mungkin karna dari itu kali ini saya ingin sekali mengulas tentang warna violet sebenarnya tertarik pada postingan teman yang sulit membedakan antara Blue/biru, single factor (SF) blue/satu faktor gelap biru dan double factor (DF) blue/biru dengan dua faktor gelap.

Biru = standar biru
SF/Single Factor/satu faktor gelap = cobalt
DF/DDF/doble dark factor = mouve

Begini kronologinya:


Monday, September 7, 2015

True blue

TRUE BLUE


TRUE BLUE
True blue dengan kata lain burung benar-benar berwarna biru. Lalu apa yang dimaksud dengan "True blue" di lovebird A.Roseicollis? Trueblue adalah warna yg benar-benar biru di spesies agapornis Roceicollis. Dengan kata lain tidak akan ada yang namanya mutasi albino di Roseicollis,karna blum ada warna yg benar-benar biru "true blue" Mungkin untuk saat ini warna putih yang benar-benar putih blum ada melainkan Turquoise-ino.

Lihat gambar berikut:



walupun burung terlihat putih bersir namun di sela-sela bulu masih terdapat semburat warna turqouise/kuning.

Banyak kita temui warna torquise-ino sangat putih mungkin seperti albino. Menurut saya jika peternak memiliki warna benar-benar biru "true blue", mereka akan mampu menghasilkan albino, tetapi jika mereka tidak mampu menghasilkan albino,mereka tidak memiliki" true blue ".melainkan itu adalah torquise-ino. Mari para penangkar semua kita ciptakan "trueblue", dan albino di A.Roseicollis!

Sedikit wawasan bahwa para peternak di Amerika Serikat belum ada yang mencapai warna "Trueblue" benar-benar biru di dalam spesies A.Roseicollis.Sedangkan penangkar di Eropa telah mencapai turquoise-ino, dengan warna putih mirip dgn albino, ini telah didokumentasikan selama empat sampai lima tahun. Namun, tidak diketahui apakah peternak memiliki pengetahuan dari ke dua indukannya yg benar-benar biru"True blue".Begitu juga Para Penangkar di Filipina mereka telah berhasil dengan mengebangkan Turquoise-ino, yg sangat cukup banyak ditemui di sana, namun mereka juga tidak ada yg pernah mencapai biru sejati atau albino dispesies A.Roseicollis.Hal ini sangat penting untuk kita pahami bahwa diharapkan bila ada tanda-tanda warna burung albino, tidak hanya dilihat secara visual saja, tetapi juga di lihat dari masa lalu atau dari indukannya.